Menteri Kesehatan RI (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, baru – baru ini mengungkapkan keinginannya untuk bisa melahirkan lebih banyak ilmuwan, ahli, dan praktisi di indonesia yang berkualitas dalam upaya mewujudkan ketahanan kesehatan nasional mengingat adanya peran industri farmasi yang selama ini dinilainya cukup aktif. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini Kemenkes RI tengah fokus dalam mewujudkan ketahanan kesehatan yang menjadi salah satu pilar transformasi kesehatan tahan air.

Dalam penjelasannya, Budi menuturkan bahwa nantinya kebutuhan akan ketersediaan farmasi di pasar akan bisa terpenuhi, termasuk dengan alat kesehatan nasional yang produksi sendiri di dalam negeri. Karena hal itulah pihaknya menginginkan agar terselenggaranya sebuah program beasiswa demi mewujudkan ketahanan kesehatan nasional tersebut.

Untuk bisa mencapai harapan tersebut dengan terlahirnya ilmuwan, ahli, dan praktisi yang berkualitas, maka Menkes Budi pun menjelaskan bahwa semua itu dibutuhkan adanya kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari akademisi, industri, pemerintah, dan tentunya masyarakat itu sendiri.

Dalam kesempatannya di perhelatan Dexa Award Science Scholarship 2022 yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu, Menkes Budi juga menegaskan bahwa melalui adanya program beasiswa yang diberikan kepada para mahasiswa, akademisi, dan dokter maka pihaknya sangat mengharapkan agar kelak kualitas SDM yang ada di bidang kesehatan bisa semakin meningkat dan sanggup bersaing di tingkat Internasional.

Dengan demikian, terselenggaranya program beasiswa tersebut maka Budi pun mengharapkan agar programnya kali ini juga bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi para generasi muda di Indonesia, terlebih untuk bidang pengembangan ilmu dan teknologi, berkarya secara kreatif, berinovasi dan dapat berkontribusi dalam pembangunan manusia di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Ferry Soetikno yang merupakan Pimpinan Dexa Group juga mengatakan bahwa pihaknya melalui Dexa Award 2022 telah memberikan lebih dari 3 ribu kuota beasiswa yang mencakup pada jenjang pendidikan dasar, profesi apoteker, hingga Strata 2 (S2) di Indonesia.