Yang satu ini pastinya akan menjadi kabar gembira bagi para pemburu beasiswa khususnya yang berada di wilayah Indonesia Timur, adalah Australia Awards Scholarship (AAS) yang rencananya akan segera dibuka pada tahun 2023 mendatang.
Hal tersebut sesuai dengan keterangan dari Program Manager Australian Embassy, Yuliawati Wijaya, yang menyebut bahwa pelamar dari Maluku memiliki peluang lebih besar untuk lolos seleksi sebagai penerima beasiswa AAS 2023. Hal itu disampaikannya pada kamis (8/12/2022) kemarin di Hotel Santika Premiere – Ambon.
Yuliawati menjelaskan, skala persaingan dalam seleksi beasiswa nantinya akan dipersempit, sebab program beasiswa tersebut menerapkan sistem Geographic Focus Areas (GFAs) di mana para pendaftar hanya akan bersaing dengan pendaftar lainnya di targeted area atau pendaftar yang telah ditentukan tempat asalnya.
Lebih lanjut, Yuliawati menyebut bahwa pelamar dari Maluku dan Malut akan tidak terlalu sulit dalam persaingan nantinya, karena proses seleksi hanya dilakukan pada targeted area saja. Adapun yang menjadi target area pada sesi pendaftaran beasiswa nantinya meliputi Aceh, ), Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku dan Maluku Utara (Malut), Papua, serta Papua Barat.
Tidak hanya menetapkan targeted area saja, perlakuan khusus juga akan diberikan kepada para pendaftar yang berasal dari targeted area tersebut, khususnya untuk persyaratan Bahasa Inggris.
Yuliawati mencontohkan, untuk pendaftar program S3 hanya ditetapkan minimal 6 untuk IELTS, atau 550 skor untuk TOEFL ITP / 79 untuk TOEFL iBT / 54 untuk PTE akademik. Sedangkan pada pelamar program S2 persyaratannya malah lebih rendah lagi, yakni skor IELTS 5, atau 500 skor untuk TOEFL ITP / 59 untuk TOEFL iBT / 38 untuk PTE akademik.
Dia mengungkapkan bahwa dari tahun ke tahun, baik Maluku maupun Malut menjadi provinsi yang memiliki jumlah pendaftar paling sedikit jika dibandingkan dengan pendaftar dari provinsi lainnya.
Adapun yang menjadi kendalanya adalah kemampuan Bahasa Inggris dari para calon pendaftar sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Karena alasan itulah, Yuliawati berharap agar nantinya akan ada lebih banyak lagi pendaftar yang berasal dari Maluku dan Malut pada penerimaan beasiswa AAS 2023.
Dalam kesempatan yang sama, Fadhil Baadilla selaku Deputy Program Director Australia Awards, membeberka sejumlah kualifikasi yang harus ada pada pendaftar di program beasiswa AAS 2023. Ia menyebutkan, meski yang diminta tak jauh berbeda dengan penerimaan di tahun – tahun sebelumnya, namun terdapat pemetaan penerimaan yang terpisah pada jenjang S2 dan S3.
Dalam penjelasannya, Fadhil mengatakan bahwa untuk pendaftar S3 targetnya adalah para policy makers, influencer, dosen, pemangku kebijakan dan perubahan aturan daerah.
Sedangkan untuk jenjang S2, proses penerimaan beasiswa lebih berfokus pada future change agent, di mana para penerima beasiswa diharapkan bisa melakukan perubahan pada apa yang telah dipelajari selama di Australia.
Harapannya, para future change agent tersebut bisa mendukung adanya perubahan sekembalinya di tanah air, baik di lingkungan instansi maupun di daerah asalnya.
Karena alasan itulah, Fadhil menyebut akan adanya sejumlah poin yang menjadi fokus dalam program ini, di antaranya:
- Terkait dengan inspire leadership pada bidang tertentu
- Berkontribusi terhadap pembangunan, baik skala regional maupun nasional
- Memiliki strong communication skills (bisa membangun komunitas melalui komunikasi).
Leave a Comment