Sebagai kementerian yang bertugas dalam menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, pendidikan tinggi, pendidikan vokasi, penelitian, pengelolaan kebudayaan, pengembangan teknologi, dan riset, Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) memiliki tanggung jawab kepada Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).
Baru – baru ini Mendikbudristek, Nadiem Makarim, baru saja menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Irlandia Utara dan Britania Raya di bidang pendidikan. Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan dalam rangkaian kunjungan Mendikbudristek dalam pertemuannya dengan The Right Honourable (Rt Hon) Gillian Keegan selaku State Secretary for Education di Department for Education Inggris, di mana area kerjasama tersebut mencakup publikasi bersama, pemberian beasiswa, pertukaran penelitian, talent mobility, serta link and match antara perguruan tinggi dan industri.
IISMA Hingga Riset
Dalam pertemuan itu, Nadiem menjelaskan bahwa fokus utama Kemendikbudristek melalui kurikulum Merdeka Belajar adalah untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul. Adapun sejumlah langkah yang dilakukan salah satunya adalah melalui program pertukaran mahasiswa, pengembangan riset, pemberian beasiswa, pemanfaatan teknologi pendidikan, pengembangan riset, dan pendirian kampus internasional.
Dalam pengimplementasiannya, Nadhiem menjelaskan bahwa pihaknya senantiasa menekankan arti penting tanggung jawab sosial pada kualitas pendidikan dan keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan guna menciptakan kebijakan menjadi gerakan yang besar.
Ia juga menjelaskan, mahasiswa jenjang sarjana nantinya bisa mendapatkan kesempatan untuk lebih mengasah kemampuannya sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki masing – masing, dengan waktu selama 3 semester selama mereka berada di luar program studinya. Para penerima beasiswa bisa bebas memilih untuk menjalani magang, mengembangkan sociopreneurship, atau bisa mengikuti program pertukaran antar mahasiswa IISMA atau IISMA Vokasi.
Gillian turut menjelaskan, kerja sama antara Indonesia dan Inggris nantinya diharapkan bisa semakin erat di masa mendatang. Mengacu pada transformasi kurikulum Merdeka Belajar, ia menilai sangat penting karena bisa menghubungkan antara pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.
Ia pun menambahkan, bahwa pada dasarnya sektor pendidikan maupun dunia industri harus saling menguatkan guna mengembangkan keterampilan dari mahasiswa itu sendiri, serta memastikan para lulusan perguruan tinggi bisa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan.
Dengan demikian, Gillian meyakini jika nantinya para lulusan dari perguruan tinggi bisa memiliki nilai tawar yang tinggi saat berkarier atau ketika memasuki bursa pasar kerja. Ia juga tak menampik besarnya manfaat yang bisa didapatkan oleh para mahasiswa, karena menurutnya hal inilah yang di kemudian hari akan membuat mereka memiliki nilai yang lebih dengan karir yang baik.
Leave a Comment